Pada tulisan kali ini saya akan mencoba membahas tentang jaringan internet di rumah-rumah (perumahan). Sedikit flashback, masih terbayang di pikiran saya ketika dahulu ingin terhubung ke dunia maya, susah dan mahal sekali. Kenapa saya bisa bilang susah? Susah karena saya harus pergi ke warnet (warung internet) terdekat untuk dapat mengakses sebuah halaman web secara online dengan harga yang relative berbeda di setiap warnet (mulai dari 4000 – 6000 rupiah per jamnya). Sedangkn jika saya tidak ingin ke warnet, berarti saya harus membuka internet melalui komputer di rumah dengan melakukan Dial - Up melalui telepon rumah saya sendiri, jika tidak terpaksa saya tidak akan melakukannya. Hal itu dikarenakan koneksi Dial - Up yang kurang bersahabat, kecepatan yang seadanya dan kualitas yang hampir selalu putus nyambung dan harga yang mahal dibandingkan di warnet (9000 rupiah/jam untuk melakukan koneksi). Namun dengan berjalannya waktu muncullah broadband internet di Indonesia dengan dukungan dan konektifas serta kestabilan yang tinggi yang akhirnya lambat laun menggantikan narrowband.
Lalu apa sih perbedaan narrowband dengan broadband?
Narrowband atau saluran komunikasi data pita sempit yang sering di umpamakan suatu koneksi internet melalui saluran telepon yang hanya mempunyai kecepatan koneksi rendah ke internet dengan modem Dial – Up sebesar 56 Kbps. Penggunaan modem analog (Dial-Up) membuat tumpang tindih dengan line telepon yang akan membuat line telepon akan mati ketika Dial - Up ini digunakan. Lalu penggunaan modem analog ini atau Dial Up, membuat kita harus berebut dengan computer lain yang menggunakan fasilitas ini juga. Semakin banyak orang yang mengakses dengan mode ini maka releabilitas koneksi menjadi tidak stabil atau sering terjadi disconnected (dc). Jika masih bingung, coba bayangkan seperti ini, ada 30 buah mobil yang ingin masuk ke jalan yang hanya muat di lalui dengan 10 mobil, apa yang akan terjadi? Ya, semua mobil akan berebut masuk, tidak semua mobil bisa masuk, dan bisa terjadi tabrakan di jalur tersebut karena padatnya mobil. Mari kita pindahkan ke bahasa modem Dial – Up, pada saat pertama kali kita melakukan koneksi dial – up, maka computer kita akan melakukan panggilan yang akan berebut dengan computer – computer lain yang berada di line telepon yang sama dengan kita. Hal itu sama seperti keadaan yang pertama semua mobil berebut masuk!. Lalu terkadang kita tidak bisa melakukan koneksi ke internet jika jalur kita sedang penuh, dan yang terakhir adalah ketika kita sedang asyk melakukan surfing di internet putusnya konektifitas di tengah jalan jika kita menggunakan modem dial – up adalah hal yang biasa.
Kesimpulan : modem dial up sangat baik pada zamannya tapi pada saat ini saya tidak menyarankan menggunakan modem dial up kecuali jika terpaksa.
Kelebihan :
- m modem dapat di bawa kemana-kemana, selama terdapat jaringan telepon kita dapat melakukan koneksi dial – up dimana saja, malah saat ini kita dapat melakukan dial dengan menggunakan hp.
Kekurangan :
- Kecepatan rendah
- Konektifitas tidak stabil
- Bandwith yang lebih besar membuat konektifitas lebih stabil
- Kecepatan download yang tergolong cepat jika dibandingkan dengan Dial-Up sehingga dapat di share ke beberapa computer di rumah, baik dengan LAN maupun dapat membuat access point (wi-fi)
Kelemahan :
- Kerusakan pada backbone atau jalur utama jaringan, akan membuat jaringan DSL menjadi terganggu.
Sekian penjelasan dari saya yang masih memiliki banyak kekurangan ini. Jika anda memiliki pendapat yang berbeda, dapat melakukan sharing melalui post comment di bawah ini. Semoga ilmu ini bermanfaat buat kita semua.
Very nice info...
ReplyDeletebroadband internet